Indonesia dikenal sebagai negara produsen kelapa, dengan setiap bagian pohonnya memiliki manfaat tersendiri. Salah satunya adalah sabut kelapa, yang dapat diubah menjadi cocopeat sebagai media tanam. Di kalangan masyarakat, cocopeat yang mudah ditemukan ini sering digunakan sebagai media tanam di rumah. Para pecinta tanaman memilih cocopeat dengan alasan yang kuat.
Cocopeat: Definisi dan Kegunaannya Cocopeat, juga dikenal sebagai cocopith atau coir pith, adalah serbuk sabut kelapa yang telah diproses. Menurut buku “Kekayaan Sabut Kelapa” oleh Dwi Bagus Rendy dkk, cocopeat sering digunakan sebagai media tanam untuk tanaman rumah kaca dan tanaman hortikultura.
Menurut buku “Fisiologi Media Tanam Berbasis Limbah Organik” oleh Nora Augustien dan Hadi Suhardjono, cocopeat memiliki kemampuan menyerap air yang tinggi dan dapat menyimpan air lebih banyak daripada yang mampu ditampung oleh tanah.
Baca Juga : Misteri Kekalnya Tanaman Hingga Tua
Kunjungi Juga : perancatoto
Media tanam ini bisa menyimpan dan mempertahankan air hingga 10 kali lebih baik dibandingkan tanah. Keunggulan ini sangat bermanfaat terutama untuk tanaman hidroponik.
Berdasarkan buku “Teknologi Produksi Tanaman Sayuran” oleh Erina Riak Asie, cocopeat cocok digunakan di daerah dengan iklim kering dan curah hujan rendah.
Langkah-langkah Membuat Media Tanam Cocopeat di dalam Wadah Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat media tanam cocopeat di dalam wadah:
- Persiapkan tanah yang gembur dan subur, sebaiknya diambil dari lapisan tanah atas.
- Keringkan tanah agar tidak menggumpal. Saring tanah hingga menjadi butiran halus untuk memudahkan pencampuran dengan pupuk organik dan bahan lainnya.
- Siapkan pupuk organik atau kompos yang telah matang.
- Siapkan cocopeat.
- Campurkan tanah, kompos, dan cocopeat dalam sebuah wadah dengan perbandingan 2 bagian tanah, 1 bagian kompos, dan 1 bagian cocopeat. Aduk hingga merata.
- Isi wadah dengan campuran media tanam. Media tanam cocopeat dalam wadah siap digunakan.
Kandungan Cocopeat Cocopeat mengandung berbagai unsur hara yang penting, termasuk:
- Fosfor (P)
- Kalium (K)
- Magnesium (Mg)
- Natrium (N)
- Kalsium (Ca)
- pH berkisar antara 5,8-6 (sedikit asam).
Cocopeat mengandung klor yang cukup tinggi, yang ketika bereaksi dengan hidrogen, dapat membentuk asam klorida. Asam klorida bersifat korosif dan dapat merusak serta menghambat pertumbuhan tanaman.
Karena itu, kadar klor pada cocopeat tidak boleh melebihi 200 mg/liter. Pencucian bahan baku cocopeat sebelum digunakan sebagai media tanam sangat penting.
Kelebihan Cocopeat Cocopeat memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan media tanam lainnya, antara lain:
- Ramah lingkungan dan dapat terurai secara alami di tanah setelah tidak digunakan.
- Dapat didaur ulang menjadi media tanam baru melalui proses tertentu.
- Kemampuan menyerap air yang baik, sehingga dapat mengurangi frekuensi penyiraman.
- Mengandung unsur hara alami yang dibutuhkan tanaman.
- Daya serap tinggi dan menunjang pertumbuhan akar yang cepat.
- Tidak memerlukan penyiraman intensif karena mampu menampung air dalam jumlah besar.
- Sirkulasi udara yang baik untuk akar tanaman karena pori makronya tidak terlalu padat.
- Tersedia melimpah dan merupakan limbah dari industri dan sisa tanaman.
- Mampu mencegah serangan hama dan pertumbuhan gulma.
Kekurangan Cocopeat Salah satu kelemahan cocopeat adalah kandungan tanin yang tinggi, yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Anda dapat mengurangi kandungan tanin yang berlebihan pada cocopeat dengan cara:
- Merendamnya dalam air bersih selama beberapa jam.
- Mengaduknya hingga air berbusa putih.
- Membuang air rendaman dan menggantinya dengan air bersih yang baru.
- Mengulangi proses beberapa kali sampai busa tidak lagi muncul.
Itulah informasi mengenai cocopeat, dari pengertian, kandungan, cara pembuatan dalam wadah, hingga kelebihan dan kekurangannya. Cocopeat merupakan pilihan yang tepat bagi pemula maupun pecinta tanaman berpengalaman.
Sumber : WolipopDetik
Kunjungi Juga : perancatoto